CIA akan menyerbu Indonesia

DOKUMEN INI DITEMUKAN DI MILIS TEKNOKRAT BANDUNG DAN MUNGKIN
BERMANFAAT TUK DIBACA DAN DISIMAK

Dokumen Rahasia CIA tentang penyerbuan ke Indonesia...

Sat Jan 19, 2008 2:31 pm (PST)
Dokumen Rahasia CIA tentang penyerbuan ke Indonesia ...

Sebuah dokumen berklasifikasi sangat rahasia (TOP SECRET) bocor ke tangan
wartawan. Dokumen ini adalah laporan CIA kepada Pentagon yang
sebenarnya akan diteruskan ke Gedung Putih.

Menurut dokumen tsb, setelah Irak , Indonesia akan jadi sasaran
berikutnya. Tapi intel2 CIA yang lebih dahulu diterjunkan ke Indonesia
, menyimpulkan bahwa jika diteruskan maka perang tsb akan menjadi
sangat mahal biayanya dan dipastikan AS akan menderita banyak kerugian.

Ini isi dokumen yang telah diterjemahkan unofficial ke dalam Bahasa
Indonesia :

Kepada Yth.

Kepala Staf Gabungan
Jenderal Richard Myers

Tembusan: Direktur CIA

Rencana penyerangan ke Indonesia sebaiknya dipertimbangkan lagi
mengingat mahalnya biaya yang akan timbul dari peperangan tersebut.
Berikut data-datanya:

Begitu memasuki perairan, Armada ketujuh kita akan dihadang pihak
Bea Cukai karena membawa masuk senjata api dan peralatan tanpa surat
izin dari pemerintah RI. Ini berarti kita harus menyediakan "uang
damai". Coba hitung berapa besarnya jika peralatan yang dibawa
sedemikian banyak.

Kemudian bila kita mendirikan base camp militer , bisa ditebak di
sekitar base camp pasti akan banyak dikelilingi tukang bakso, tukang es
kelapa,
lapak VCD bajakan, sampai obral celana dalam Rp 10.000 dapat 3.
Belum terhitung jika pedagang komedi puter juga ikut mangkal di sekitar
base camp.

Kemudian kendaraan tempur serta tank-tank lapis baja yang diparkir dekat
base camp akan dikenakan retribusi parkir oleh petugas dari dinas
perparkiran daerah maupun preman-preman sekitar. Jika dua jam
pertama dikenakan Rp 10.000 (tarif untuk orang bule), berapa yang harus
dibayar oleh pemerintah AS jika kendaraan harus parkir sebulan atau
setahun lebih seperti di Irak sekarang ini.

Belum lagi pengusaha parkir swasta yang bisa melobi Gubernur
untuk menaikkan tarif parkir. Lobi itu sangat mulus karena salah

satu komisaris di sebuah perusahaan parkir terbesar di Jakarta itu
adalah mantan pejabat tinggi.

Belum lagi di sepanjang jalan menuju lokasi base camp kita harus
menghadapi para "Pak Ogah" yang berlagak mengatur jalan sambil memungut
biaya dari kendaraan yang memutar. Bisa dibayangkan berapa recehan yang
harus disiapkan jika harus melakukan operasi
tempur menuju pusat-pusat musuh seperti Cilangkap. Dari Tanjung
Priok (pelabuhan tempat Kapal induk merapat dan lokasi pasukan
mendarat) ke Cilangkap saja ada berapa pertigaan, perempatan dan
putaran.

Suatu kerepotan besar jika rombongan pasukan harus berkonvoi.
Karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan dihampiri para pengamen,
dan anak-anak jalanan.
Ini berarti harus mengeluarkan recehan lagi.

Belum lagi jika di jalan bertemu polisi bokek, udah pasti kena
semprit karena konvoi tanpa izin terlebih dahulu. Bayangkan berapa uang
damai yang harus dikeluarkan untuk polantas-polantas itu.

Itu baru polantas Pak Myers. Belum petugas DLLAJ. Anda harus
melihat sendiri bagaimana mereka beraksi. Kendaraan2 dan tank2 itu kan
belum di kir. Itu pertanda buruk. Setiap kali kir, berapa uang yang
harus kita keluarkan untuk

membayar yang resmi dan tidak resmi. Belum lagi kalau mau menyerbu
KODAM di daerah lain. Kita harus melewati jembatan Timbang milik DLLAJ.
Siapkan saja uang pelicin yang lebih banyak.

Di base camp militer , tentara AS sudah pasti tidak bisa tidur
nyenyak, karena banyak nyamuk akibat sangat tidak higienisnya
lingkungan sekitar. Ini bisa dibasmi dengan penyemprotan dari dinas
kesehatan. Lagi-lagi harus menyiapkan amplop untuk mereka.

Tentara AS juga nggak bisa jauh2 dari peralatan perangnya, karena
disekitar base camp sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap
mempreteli peralatan perang canggih yang kita bawa. Kurang waspada
sedikit saja, tank Abrams kebanggaan kita bakal siap dikiloin.

Belum lagi para pencuri kendaraan bermotor yang sudah siap beraksi
dengan kunci T-nya bakal merebut jip-jip perang kita yang kalau
didempul dan cat ulang bisa dijual ke pasar gelap atau pasar spare part
hasil curian ranmor di Cinangka.

Peralatan telekomunikasi kita, yang menjadi alat vital dalam
pertempuran, juga harus dijaga ketat, karena bandit kapak merah sudah
mengincar peralatan itu.

Di samping itu juga ada aturan 24 X 1 jam wajib lapor kalau bawa tamu
dan harus izin RT setempat. Belum RW dan kelurahan.
Berapa banyak meja yang harus dilalui dengan amplopan.

Membayangkan ini semua, kami mewakili intel CIA di lapangan sepakat untuk
meninjau ulang rencana penyerangan ke Indonesia

[JoKe] Org Bule Vs Org Jawa

Mang Kasdi, seorang sopir asal Brebes, lagi nyetirin boss bule Amrik, Mister Patterson. Kebetulan lagi sial.. Mobilnya nyodok kendaraan di depannya karena mendadak berhenti.

Dengan ter-bata2 ia minta maaf kepada si boss:
"Sorry Sir, I brake brake, do not eat. After I Check, the wheel no flower again"
(m: maaf pak saya rem-rem nggak makan, setelah saya cek rodanya nggak ada kembangannya lagi)

Begitu si Boss mau ikutan ribut sama yg ditabrak, dia bilang:
"Don't follow mix Sir! the bring that car if not wrong is the children fruit from manager moneys, he stupid doesn't play! let know taste"
(m: nggak usah ikut campur pak, yang bawa mobil itu kalo nggak salah anak buah dari manajer keuangan, dia memang goblok bukan main, biar tahu rasa)

Besoknya si supir gak masuk kerja, terus pas lusanya dia masuk, si boss bule nanya:
" why you're not coming?"

Jawab si supir :
"I am sorry boss, my body is not delicious, my body taste like enter the wind"
(m: maaf boss badan saya tidak enak, badan saya rasanya seperti masuk angin)

"I really don't know what's your point!" kata bossnya

"yes how yes?.... I am alone migrain Sir will how the speak , but yes already, how many-how many, people Java can speak England..." jawabnya serius
(m: ya .. gimana ya?... saya sendiri puyeng Pak mau bagaimana ngomongnya, tapi yo uwis lah.. piro-piro wong jowo iso ngomong Inggris..)

Tenang dlm setiap Sikap

Saudaraku yang baik, ketenangan menjadi sesuatu yang dibutuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau saat hendak mengambil keputusan. Orang yang tenang tidak pernah galau, panik tergesa-gesa, tidak emosional, tidak overacting. Orang tenang akan bisa menerima informasi lebih banyak, hingga dia bisa lebih memahami. Sedangkan orang yang emosional pendek kemampuan memahaminya, akibatnya kalau merespon akan tidak bagus karena keterbatasan pemahamannya.

Ketenangan pun akan membawa kewibawaan, atau karisma tersendiri bagi pemiliknya. Ia akan disegani oleh teman dan lingkungannya. Sebaliknya, orang yang overacting tidak akan memiliki kharisma. Terutama, kepada para calon pemimpin dalam skala apapun, ia harus berlatih mengendalikan diri, tetap tenang dalam kondisi bagaimanapun sulitnya.
Dan, tenang bukan berarti lamban.

Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling tenang, tetapi berjalannya sangat gesit. Karena ketenangan tidak ada kaitannya dengan waktu, melainkan dengan pengendalian diri, artinya dia tetap gesit, tangkas tidak ada gurau berlebih, atau berteriak-teriak. Pribadi yang kalem senyum berukir jernih, tidak pula banyak bicara kalau memang tidak perlu bicara. Akibatnya, orang yang tenang mendapat ilmu yang lebih banyak, mendapatkan kemampuan memilih keputusan lebih baik.

Namun, ketenangan harus diupayakan agar tidak berujung menjadi sombong. Cirinya adalah ketika ia tidak peduli kepada orang lain. Dia diam tapi tidak mau mendengarkan. Malah mungkin asyik melakukan kegiatan yang lain (saat orang lain berbicara padanya). Atau, ada orang yang diam karena dia tengah memikirkan bantahan kepada orang lain, bukannya mengemas manfaat dari pembicaraan yang didengarnya.

Sehingga, tenangya kita responsif, tidak justru pelit. Reponsif seseorang memang bisa dipengaruhi oleh banyaknya keinginan, demografi (asal tempat menetapnya), lingkungan, tekanan kesulitan. Namun itu bisa diubah kalau memang ingin berubah. Nabi Muhammad SAW sendiri tertawa bila orang lain tengah melucu. Demikian pula bagi seorang
pemimpin, keputusan terbaik adalah ketika ia memang memiliki akses informasi lengkap. Makin lengkap informasi makin akurat keputusannya. Dan informasi itu sendiri tidak boleh diambil hanya dari satu pihak. Kita harus belajar dari kedua belah pihak, baru mengambil keputusan. Dan yang harus kita sadari adalah tidak ada keputusan tanpa resiko, semua keputusan ada resikonya. Kita hanya perlu menghitung resiko yang paling minimal. Wallahu a`lam.

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Rumah Tangga Yg Ideal

Ditulis oleh al-Mawaddah di/pada 18 Februari, 2009 Oleh : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Menurut ajaran Islam, rumah tangga yang ideal adalah rumah tangga yang diliputi sakinah (ketenteraman jiwa), mawaddah (rasa cinta), dan rohmah (kasih sayang).

Alloh Ta’ala berfirman: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Alloh) bagi kaum yang berpikir. (QS. ar-Rum [30]: 21)

Dalam rumah tangga yang Islami, seorang suami atau istri harus saling memahami kekurangan dan kelebihannya, harus tahu pula hak dan kewajiban, memahami tugas dan fungsinya masing-masing, melaksanakan tugasnya itu dengan penuh tanggung jawab, ikhlas, serta mengharapkan ganjaran dan ridho dari Alloh Ta’ala. Sehingga, upaya untuk mewujudkan pernikahan dan rumah tangga yang mendapat keridhoan Alloh dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, mengingat kondisi manusia yang tidak bisa lepas dari kelemahan dan kekurangan, sementara ujian dan cobaan selalu mengiringi kehidupan manusia, maka tidak jarang pasangan yang sedianya hidup tenang, tenteram, dan bahagia mendadak dilanda kemelut perselisihan dan percekcokan. Apabila terjadi perselisihan dalam rumah tangga, maka harus ada upaya ishlah (mendamaikan).

Yang harus dilakukan pertama kali oleh suami dan istri adalah lebih dahulu saling introspeksi, menyadari kesalahan masing-masing, dan saling memaafkan, serta memohon kepada Alloh agar disatukan hati, dimudahkan urusan dalam ketaatan kepada-Nya, dan diberikan kedamaian dalam rumah tangganya. Jika cara tersebut gagal, maka harus ada juru damai dari pihak keluarga suami maupun istri untuk mendamaikan antara keduanya. Mudah-mudahan Alloh memberikan taufiq kepada pasangan suami istri tersebut. Apabila sudah diupayakan untuk damai sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 34–35, tetapi masih juga gagal, maka Islam memberikan jalan terakhir, yaitu “perceraian”.

Syaikh Musthofa al-Adawi berkata: “Apabila masalah antara suami istri semakin memanas, hendaklah keduanya saling memperbaiki urusan keduanya, berlindung kepada Alloh dari setan yang terkutuk, dan meredam perselisihan antara keduanya, serta mengunci rapat-rapat setiap pintu perselisihan dan jangan menceritakannya kepada orang lain. Apabila suami marah sementara istri ikut emosi, hendaklah keduanya berlindung kepada Alloh, berwudhu, dan sholat dua roka’at.

Apabila keduanya sedang berdiri, hendaklah duduk; apabila keduanya sedang duduk, hendaklah berbaring, atau hendaklah salah seorang dari keduanya mencium, merangkul, dan menyatakan alasan kepada yang lainnya. Apabila salah seorang berbuat salah, hendaklah yang lainnya segera memaafkannya karena mengharapkan wajah Alloh semata.”

(1) Fiqh Ta’ammul bainaz-Zaujaini (hlm. 37).

Di tempat lain beliau berkata: “Sedangkan berdamai adalah lebih baik, sebagaimana yang difirmankan oleh Alloh Ta’ala. Berdamai lebih baik bagi keduanya daripada berpisah dan bercerai. Berdamai lebih baik bagi anak daripada mereka terlantar (tidak terurus). Berdamai lebih baik daripada bercerai. Perceraian adalah rayuan iblis dan termasuk perbuatan Harut dan Marut.

Alloh berfirman: Maka mereka mempelajari dari keduanya (Harut dan Marut) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka tidak dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Alloh. (QS. al-Baqoroh [2]: 102)

Di dalam Shohih Muslim dari sahabat Jabir bin Abdulloh, ia berkata:

Rosululloh bersabda: “Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas lautan. Kemudian ia mengirimkan bala tentaranya. Tentara yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang menimbulkan fitnah paling besar kepada manusia. Seorang dari mereka datang dan berkata: ‘Aku telah lakukan ini dan itu.’

Iblis menjawab: ‘Engkau belum melakukan apa-apa.’

Nabi melanjutkan: “Lalu datanglah seorang dari mereka dan berkata: ‘Tidaklah aku meninggalkannya sehingga aku berhasil memisahkan ia (suami) dan istrinya.’”

Beliau melanjutkan: “Lalu iblis mendekatkan kedudukannya.

Iblis berkata: ‘Sebaik-baik pekerjaan adalah yang telah engkau lakukan.’”

( HR. Muslim [no.2813 (67) )

Ini menunjukkan bahwa perceraian adalah perbuatan yang dicintai setan. Apabila dikhawatirkan terjadinya perpecahan antara suami istri, hendaklah hakim atau pemimpin mengirim dua orang juru damai. Satu dari pihak suami dan satu lagi dari pihak istri untuk mengadakan perdamaian antara keduanya. Apabila keduanya damai, maka Alhamdulillah. Namun apabila permasalahan terus berlanjut antara keduanya kepada jalan yang telah digariskan dan keduanya tidak mampu menegakkan batasan-batasan Alloh (syari’at dan hukum-hukum-Nya) di antara keduanya. Yaitu istri tidak lagi mampu menunaikan hak suami yang disyari’atkan dan suami tidak mampu menunaikan hak istrinya, serta batas-batas Alloh menjadi terabaikan di antara keduanya dan keduanya tidak mampu menegakkan ketaatan kepada Alloh, maka ketika itu urusannya seperti yang Alloh firmankan: Dan jika keduanya bercerai, maka Alloh akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari karunia-Nya. Dan Alloh Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahabijaksana. (QS. an-Nisa’ [4]: 130)

(2) Dinukil dari Fiqh Ta’ammul bainaz-Zaujaini (hlm. 87–92) secara ringkas.

Alloh Ta’ala berfirman: Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Alloh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka perempuan-perempuan yang sholih adalah mereka yang taat (kepada Alloh) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Alloh telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz (3) , hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Alloh Mahatinggi lagi Mahabesar. Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Alloh memberi taufiq kepada suami istri itu. Sungguh, Alloh Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (QS. an-Nisa’ [4]: 34–35)

(3) Nusyuz yaitu meninggalkan kewajibannya selaku istri, seperti meninggalkan rumah tanpa seizin suaminya.

Pada hakikatnya, perceraian dibolehkan menurut syari’at Islam, dan ini merupakan hak suami. Hukum talak (cerai) dalam syari’at Islam adalah dibolehkan. Adapun hadits yang mengatakan bahwa “perkara halal yang dibenci oleh Alloh adalah talak (cerai)” yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2178), Ibnu Majah (no. 2018), dan al-Hakim (2/196) adalah hadits lemah. Hadits ini dilemahkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam al-‘Ilal, dilemahkan pula oleh Syaikh al-Albani dalam Irwa ul Gholil (no. 2040).s

Meskipun talak (cerai) dibolehkan dalam ajaran Islam, tetapi seorang suami tidak boleh terlalu memudahkan masalah ini. Ketika seorang suami akan menjatuhkan talak, ia harus berpikir tentang maslahat (kebaikan) dan mafsadat (kerusakan) yang mungkin timbul akibat perceraian agar jangan sampai membawa kepada penyesalan yang panjang. Ia harus berpikir tentang dirinya, istrinya, dan anak-anaknya, serta tanggung jawabnya di hadapan Alloh pada hari kiamat. Kemudian bagi istri, bagaimanapun kemarahannya kepada suami, hendaklah ia tetap sabar dan janganlah sekali-kali ia menuntut cerai kepada suaminya. Terkadang ada istri meminta cerai disebabkan masalah kecil atau karena suaminya menikah lagi (berpoligami) atau menyuruh suaminya menceraikan madunya. Hal ini tidak dibenarkan dalam agama Islam. Jika si istri masih terus menuntut cerai, maka haram atasnya aroma surga, berdasarkan sabda Nabi :أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلَاقَ مِنْ غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ. “Siapa saja wanita yang menuntut cerai kepada suaminya tanpa ada alasan yang benar, maka haram atasnya aroma surga.” (4) Abu Huroiroh berkata:نَهَى رَسُوْلِ اللهِ n: … وَلَا تَسْأَلُ الْمَرْأَةُ طَلَاقَ أُخْتِهَا لِتَكْفَأَ مَا فِيْ إِنَائِهَا …. “Rosululloh melarang: ‘… dan janganlah seorang istri meminta (suaminya) untuk menceraikan saudari (madu)nya agar memperoleh nafkahnya.’”

(4) Hadits shohih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2226), Tirmidzi (no. 1187), Ibnu Majah (no. 2055), Darimi (2/162), Ibnul Jarud (no. 748), Ibnu Hibban (no. 1320), ath-Thobari dalam Tafsir-nya (no. 4843–4844), al-Hakim (2/200), al-Baihaqi (7/316), dari Tsauban .(5) Hadits shohih: Diriwayatkan oleh al-Bukhori (no. 2140), Muslim (no. 1515 (12)), dan Nasa i (7/258).

Dalam agama Islam dibolehkan poligami (menikahi lebih dari satu istri) dan ini sama sekali bukan untuk menyakiti wanita atau berbuat zholim kepada wanita, melainkan disyari’atkan untuk mengangkat derajat wanita dan menghormati mereka. Sebab poligami telah disyari’atkan oleh Alloh Yang Mahaadil, Mahabijaksana, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Setiap keluarga selalu mendambakan terwujudnya rumah tangga yang bahagia, diliputi sakinah, mawaddah, dan rohmah. Oleh karena itu, setiap suami dan istri wajib menunaikan hak dan kewajibannya sesuai dengan syari’at Islam dan bergaul dengan cara yang baik. Kesimpulannya, wanita tidak boleh meminta cerai dari suaminya tanpa alasan syar’i. Kepada suami istri, hendaklah selalu melaksanakan kewajiban yang Alloh bebankan kepadanya, menjauhi apa-apa yang dilarang, dan selalu berdo’a kepada Alloh agar dikaruniai pasangan dan keturunan yang sholih dan sholihah. Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. al-Furqon [25]: 74)

Entri ini dituliskan pada 18 Februari, 2009 pada 2:45 pm dan disimpan dalam Taman Pasutri. yang berkaitan: Istri, Keluarga, Suami.

Ketika Malaikat Maut Menghampiri

Bagaikan tetes air

Kematian adalah suatu hal yang pasti yang akan dialami oleh setiap jiwa manusia, tetapi tidak semua jiwa manusia mengalami kemudahan ketika ruh mereka dicabut oleh malaikat-malaikat yang diutus oleh Allah azza wa jalla. Allah berfirman dalam Kitabul Karim,

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

”Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”. (Az-Zumar: 30)

Dia juga berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (Al-’Ankabut: 57)

Ketika kematian itu tiba, seseorang telah sampai kepada ajalnya, maka akan terjadi salah satu diantara dua kemungkinan bagaimanakah kematian itu akan menghampirinya, apakah dengan suatu hal yang membuat ruh ini kelak berdo’a agar dipercepat kiamat agar segera mendapatkan kenikmatan abadi yang telah dijanjikan oleh Rabbul ’alamin atau justru berdo’a agar jangan dipercepat kiamat karena adzab neraka yang telah menunggunya.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda tentang hamba yang mukmin di alam kubur, ”maka dia (hamba mukmin) berkata: ”Ya Allah percepatlah hari kiamat!! Agar aku bisa kembali ke harta dan keluargaku !!.”

Sedangkan tentang orang yang kafir atau fajir, beliau bersabda, ”Kemudian dibukakan baginya pintu Neraka dan dihamparkan baginya permadani dari Neraka, dia berkata: ”Ya Rabbku janganlah Engkau Jadikan hari Kiamat !!!” (HR. Abu Dawud, Al-Hakim, Ahmad, dan lainnya). Lalu apakah kita belum juga menyadari dan membayangkan betapa keras adzab Allah azza wa jalla kepada orang yang berdo’a demikian ?

Perhatikanlah dengan apa yang telah dikatakan oleh seorang sahabat yang merupakan salah satu dari keempat Khulafaur Rasyidin, ’Utsman bin ’Affan radliyallahu’anhu, yang diriwayatkan dari Hani hamba sahaya ’Utsman bin ’Affan, beliau berkata: ”Utsman radliyallahu’anhu menangis jika berdiri di sisi kuburan, hingga jenggotnya basah. Dikatakan kepadanya: ’Anda tidak menangis ketika disebutkan Surga dan Neraka, dan ketika disebutkan kubur Anda menangis,’

Beliau berkata: ’Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Kuburan adalah tempat pertama dari kehidupan akhirat, jika seorang selamat darinya, maka (kehidupan) setelahnya akan lebih mudah, dan jika seseorang tidak selamat darinya, maka (kehidupan) setelahnya akan sulit. ” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Keluar Bagaikan Tetes Air

Seorang mukmin jika akan meninggalkan dunia ini, dia akan melewati beberapa prahara kematian secara mudah, diberikan kepadanya kabar gembira, diberikan keteguhan oleh Allah dalam menghadapi fitnah kubur. Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam telah mengabarkan dalam hadist yang cukup panjang yang diriwayatkan dari Al-Barra’ bin ’Azib radliyallahu’anhu. Beliau shallahu’alaihi wa sallam bersabda, ”Jika seorang mukmin akan meninggalkan dunia dan menuju akhirat, maka para malaikat dengan muka putih akan turun kepadanya, seakan-akan wajah mereka itu adalah matahari, mereka membawa kain kafan dan hanut[1] dari surga, kemudian mereka duduk sejauh mata memandang, lalu datanglah Malaikat Maut ’alaihissalam, dan dia duduk di samping kepalanya seraya berkata:

”Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan karunia dari Allah”

Beliau bersabda, ”Kemudian jiwa itu keluar bagaikan satu tetes air yang keluar dari mulut wadah,.” (HR. Abu Dawud, Al-Hakim, Ahmad, dan lainnya)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَاأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ {27} ارْجِعِي إِلىَ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَةً {28} فَادْخُلِي فيِ عِبَادِي {29} وَادْخُلِي جَنَّتِي {30}

”Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat diatas beliau mengatakan dalam tafsirnya, ”Yang demikian itu dikatakan kepadanya saat sakaratul maut dan pada hari kiamat kelak, sebagaimana para malaikat menyampaikan berita gembira kapada orang mukmin ketika sakaratul maut dan ketika dibangkitkan dari kuburnya. Maka demikian pula disini.”

Sakaratul Maut yang kita berlindung darinya

Pada riwayat yang sama beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ”Sedangkan hamba yang kafir (dalam suatu riwayat yang fajir/jahat), jika dia mennggalkan dunia dan menghadap akhirat, datanglah kepadanya para Malaikat yang keras dengan wajah yang hitam dengan membawa Musuuh[2] (dari neraka), mereka duduk sejauh pandangan mata. Kemudian datanglah Malaikat Maut dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata: ”Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju kebencian dan kemarahan dari Allah subhanahu wa ta’ala”

Beliau berkata, ”Kemudian Malaikat itu mendekati tubuhnya, lalu dia (Malaikat Maut) mencabut ruhnya bagaikan tongkat (dengan cabang yang banyak) dicabut dari kain wol yang basah, (lalu urat dan ototpun putus)..” (HR. Abu Dawud, Al-Hakim, Ahmad, dan lainnya)

Semoga kita diberi keringanan dalam menghadapi sakaratul maut kelak oleh Allah azza wa jalla, dan berbagai prahara berikutnya setelah kematian di alam kubur yang dengan sendirinya menjadikan kehidupan di akhirat akan menjadi lebih mudah.

Referensi: Azab dab Nikmat Kubur oleh Syaikh Husain al-’Awaisyah, pustaka Imam Syafi’i